Rabu, 18 Februari 2015

~KISAH NYATA AKIBAT NIKAH MUT'AH~

___PASIEN TERAKHIR___

Untuk kedua kalinya wanita itu pergi ke dokter Hanung, seorang dokter spesialis kulit dan kelamin di kota Bandung. Sore itu ia datang sambil membawa hasil laboraturium seperti yang diperintahkan dokter dua hari sebelumnya. Sudah beberapa Minggu dia mengeluh merasa sakit pada waktu buang air kecil (drysuria) serta mengeluarkan cairan yang berlebihan dari vagina (vagina discharge).

Sore itu suasana di rumah dokter penuh dengan pasien. Seorang anak tampak menangis kesakitan karena luka dikakinya, kayaknya dia menderita Pioderma. Disebelahnya duduk seorang ibu yang sesekali menggaruk badannya karena gatal. Di ujung kursi tampak seorang remaja putri melamun, merenungkan akne vulgaris (jerawat) yang ia alami.

Ketika wanita itu datang ia mendapat nomor terakhir. Ditunggunya satu per satu pasien yang berobat sampai tiba gilirannya. Ketika gilirannya tiba, dengan mengucap salam dia memasuki kamar periksa dokter Hanung. Kamar periksa itu cukup luas dan rapi. Sebuah tempat tidur pasien dengan penutup warna putih. Sebuah meja dokter yang bersih. Dipojok ruang sebuah wastafel untuk mencuci tangan setelah memeriksa pasien serta kotak yang berisi obat-obatan.

Sejenak dokter Hanung menapat pasiennya. Tidak seperti biasa, pasiennya ini adalah seorang wanita berjilbab rapat. Tidak ada yang kelihatan kecuali sepasang mata yang menyinarkan wajah duka. Setelah wawancara sebentar (anamnese) dokter Hanung membuka amplop hasil laboratorium yang dibawa pasiennya. Dokter Hanung terkejut melihat hasil laboratorium. Rasanya ada hal yang mustahil. Ada rasa tidak percaya terhadap hal itu. Bagaimana mungkin orang berjilbab yang tentu saja menjaga kehormatannya terkena penyakit itu, penyakit yang hanya mengenai orang yang sering berganti-ganti pasangan seksual.

Dengan wajah tenang dokter Hanung melakukan anamsese lagi secara cermat.

# “Saudari masih kuliah?”

# “Masih Dok”

# “Semester berapa?”

# “Semester tujuh Dok”

# “Fakultasnya?”

# “Sospol”

# “Jurusan komunikasi massa ya?”

Kali ini ganti pasien terkahir itu yang kaget. Dia mengangkat muka dan menatap dokter Hanung dari balik cadarnya.

# “Kok dokter tahu?”

# “Aah,…….. tidak, hanya barang kali saja!”

Pembicaraan antara dokter Hanung dengan pasien terakhirnya itu akhirnya seakan-akan beralih dari masalah penyakit dan melebar kepada persoalan lain yang sama sekali tidak ada hubungannya dengan masalah penyakit itu.

# “Saudari memang penduduk Bandung ini atau dari luar kota?”

Pasien terkahirnya itu tampaknya mulai merasa tidak enak dengan pertanyaan dokter yang mulai menyimpang dari masalah-masalah medis itu. Dengan jengkel dia menjawab.

# “Ada apa sih Dok …. Kok tanya macam-macam?”

# “Aah enggak,… barangkali saja ada hubungannya dengan penyakit yang saudari derita!”

Pasien terkahir itu tampaknya semakin jengkel dengan pertanyaan dokter yang kesana-kemari itu. Dengan agak kesal ia menjawab:

# “Saya dari Pekalongan”

# “Kost-nya?”

# “Wisma Fathimah, jalan Alex Kawilarang 63”

# “Di kampus sering mengikuti kajian islam yaa”

# “Ya, … kadang-kadang Dok!”

# “Sering mengikuti kajian Bang Jalal?”

Sekali lagi pasien itu menatap dokter Hanung.

# “Bang Jalal siapa?”

Tanyanya dengan nada agak tinggi.

# “Tentu saja Jalaluddin Rahmat! Di Bandung siapa lagi Bang Jalal selain dia… kalau di Yogya ada Bang Jalal Muksin”

# “Ya,…. kadang-kadang saja saya ikut”

# “Di Pekalongan,… (sambil seperti mengingat-ingat) kenal juga dengan Ahmad Baraqba?”

Pasien terakhir itu tampak terkejut dengan pertanyaan yang terkahir itu, tetapi dia segera menjawab

# “Tidak! Siapa yang dokter maksudkan dengan nama itu dan apa hubungannya dengan penyakit saya?”

Pasien terakhir itu tampak semakin jengkel dengan pertanyaan-tanyaan dokter yang semakin tidak mengarah itu. Tetapi justru dokter Hanung manggut-manggut dengan keterkejutan pasien terakhirnya. Dia menduga bahwa penelitian penyakit pasiennya itu hampir selesai.

Akhirnya dengan suara yang penuh dengan tekanan dokter Hanung berkata,

# “Begini saudari, saya minta maaf atas pertanyaan-pertanyaan saya yang ngelantur tadi, sekarang tolong jawab pertanyaan saya dengan jujur demi untuk therapi penyakit yang saudari derita,…”

Sekarang ganti pasien terakhir itu yang mengangkat muka mendengar perkataan dokter Hanung. Dia seakan terbengong dengan pertanyaan apa yang akan di lontarkan oleh dokter yang memeriksanya kali ini.

# “Sebenarnya saya amat terkejut dengan penyakit yang saudari derita, rasanya tidak mungkin seorang ukhti mengidap penyakit seperti ini”

# “Sakit apa Dok?”.

Pasien terakhir itu memotong kalimat dokter Hanung yang belum selesai dengan amat penasaran.

# “Melihat keluhan yang anda rasakan serta hasil laboratorium semuanya menyokong diagnosis gonore, penyakit yang disebabkan hubungan seksual”.

Seperti disambar geledek perempuan berjilbab biru dan berhijab itu, pasien terakhir dokter Hanung sore itu berteriak,

# “Tidak mungkin!!!”

Dia lantas terduduk di kursi lemah seakan tak berdaya, mendengar keterangan dokter Hanung. Pandang matanya kosong seakan kehilangan harapan dan bahkan seperti tidak punya semangat hidup lagi.

Sementara itu pembantu dokter Hanung yang biasa mendaftar pasien yang akan berobat tampak mondar-mandir seperti ingin tahu apa yang terjadi. Tidak seperti biasanya dokter Hanung memeriksa pasien begitu lama seperti sore ini. Barangkali karena dia pasien terakhir sehingga merasa tidak terlalu tergesa-gesa maka pemeriksaannya berjalan agak lama. Tetapi kemudian dia terkejut mendengar jerit pasien terakhir itu sehingga ia merasa ingin tahu apa yang terjadi.

Dokter Hanung dengan pengalamannya selama praktek tidak terlalu kaget dengan reaksi pasien terakhirnya sore itu. Hanya yang dia tidak habis pikir itu kenapa perempuan berjilbab rapat itu mengidap penyakit yang biasa menjangkiti perempuan-perempuan rusak. Sudah dua pasien dia temukan akhir-akhir ini yang mengidap penyakit yang sama dan uniknya sama-sama mengenakan busana muslimah. Hanya saja yang pertama dahulu tidak mengenakan hijab penutup muka seperti pasien yang terakhirnya sore hari itu. Dulu pasien yang pernah mengidap penyakit yang seperti itu juga menggunakan pakaian muslimah, ketika didesak akhirnya dia mengatakan bahwa dirinya biasa kawin mut’ah. Pasiennya yang dahulu itu telah terlibat jauh dengan pola pikir dan gerakan Syi’ah yang ada di Bandung ini. Dari pengalaman itu timbul pikirannya menanyakan macam-macam hal mengenai tokoh-tokoh Syi’ah yang pernah dia kenal di kota Kembang ini dan juga kebetulan mempunyai seorang teman dari Pekalongan yang menceritakan perkembangan gerakan Syi’ah di Pekalongan. Beliau bermaksud untuk menyingkap tabir yang menyelimuti rahasia perempuan yang ada didepannya sore itu.

# “Bagaimana saudari,… penyakit yang anda derita ini tidak mengenali kecuali orang-orang yang biasa berganti-ganti pasangan seks. Rasanya itu tidak mungkin terjadi pada seorang muslimah seperti diri anda. Kalau itu masa lalu saudari baiklah saya memahami dan semoga dapat sembuh, bertaubatlah kepada Allah, … atau mungkin ada kemungkinan lain,…?”

Pertanyaan dokter Hanung itu telah membuat pasien terakhirnya mengangkat muka sejenak, lalu menunduk lagi seperti tidak memiliki cukup kekuatan lagi untuk berkata-kata. Dokter Hanung dengan sabar menanti jawaban pasien terakhirnya sore itu. Beliau beranjak dari kursi memanggil pembantunya agar mengemasi peralatan untuk segera tutup setelah selesai menangani pasien terakhirnya itu.

# “Saya tidak percaya dengan perkataan dokter tentang penyakit saya!” katanya terbata-bata.

# “Terserah saudari,… tetapi toh anda tidak dapat memungkiri kenyataan yang anda sandang-kan?”

# “Tetapi bagaimana mungkin mengidap penyakit laknat tersebut sedangkan saya selalu berada di dalam suasana hidup yang taat kepada hukum Allah?”

# “Sayapun berprasangka baik demikian terhadap diri anda,… tetapi kenyataan yang anda hadapi itu tidak dapat dipungkiri?”

Sejenak dokter dan pasien itu terdiam. Ruang periksa itu sepi. Kemudian terdengar suara dari pintu yang dibuka pembantu dokter yang mengemasi barang-barang peralatan administrasi pendaftaran pasien. Pembantu dokter itu lantas keluar lagi dengan wajah penuh dengan tanda tanya mengetahui dokter Hanung yang menunggui pasien terakhirnya itu.

# “Cobalah introspeksi diri lagi, barangkali ada yang salah,… sebab secara medis tidak mungkin seseorang mengidap penyakit ini kecuali dari sebab tersebut”.

# “Tidak dokter,… selama ini saya benar-benar hidup secara baik menurut tuntunan syari’at islam,… saya tetap tidak percaya dengan analisa dokter!”.

Dokter Hanung mengerutkan keningnya men-dengar jawaban pasien terakhirnya itu. Dia tidak merasa sakit hati dengan perkataan pasiennya yang berulang kali mengatakan tidak percaya dengan analisanya. Untuk apa marah kepada orang sakit. Paling juga hanya menambah parah penyakitnya saja, dan lagi analisanya toh tidak menjadi salah hanya karena disalahkan oleh paiennya. Dengan penuh kearifan dokter itu bertanya lagi….

# “Barangkali anda biasa kawin mut’ah?”

Pasien terakhir itu mengangkat muka.

# “Iya dokter!” “Apa maksud dokter?”

# “Itukan berarti anda sering kali ganti pasangan seks secara bebas!”

# “Lho,… tapi itukan benar menurut syari’at Islam Dok!”

Pasien terakhir itu membela diri

# “Ooo,… jadi begitu,… kalau dari tadi anda mengatakan begitu saya tidak bersusah payah mengungkapkan penyakit anda. Tegasnya anda ini pengikut Syi’ah yang bebas berganti-ganti pasangan mut’ah semau anda. Ya itulah petualangan seks yang anda lakukan. Hentikan itu kalau anda ingin selamat”.

# “Bagaimana dokter ini, saya kan hidup secara benar menurut syari’at Islam sesuai dengan keyakinan saya, dokter malah melarang saya dengan dalih-dalih medis”.

Sampai disini dokter Hanung terdiam. Sepasang giginya terkatup rapat dan dari wajahnya terpancar kemarahan yang sangat terhadap perkataan pasien terakhirnya yang tidak punya aturan itu. Kemudian keluarlah perkataan yang berat penuh tekanan.

# “Terserah apa kata saudari membela diri,…. Anda lanjutkan petualangan seks anda. Dengan resiko anda akan berkubang dengan penyakit kelamin yang sangat mengerikan itu, dan sangat boleh jadi pada suatu tingkat nanti anda akan mengidap penyakit AIDS yang sangat mengerikan itu,…..atau anda hentikan dan bertaubat kepada Allah dari mengikuti ajaran bejat itu kalau anda menghendaki kesembuhan”.

# “Ma…maaf Dok, saya telah membuat dokter tersinggung!”

Dokter Hanung hanya mengangguk menjawab perkataan pasien terakhirnya yang terbata-bata itu.

# “Begini saudari,…tidak ada gunanya resep saya berikan kepada anda kalau toh tidak berhenti dari praktek kehidupan yang selama ini anda jalani. Dan semua dokter yang anda datangi pasti akan bersikap sama,…sebab itu terserah kepada saudari. Saya tidak bersedia memberikan resep kalau toh anda tidak mau berhenti”.

# “Ba…BBaik Dok,…Insya Allah akan saya hentikan!”

Dokter Hanung segera menuliskan resep untuk pasien yang terakhirnya itu, kemudian menyodorkan kepadanya.

# “Berapa Dok?”

# “Tak usahlah,…saya sudah amat bersyukur kalau anda mau menghentikan cara hidup binatang itu dan kembali kepada cara hidup yang benar menurut tuntunan yang benar dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam. Saya relakan itu untuk membeli resep saja”.

Pasien terakhir dokter Hanung itu tersipu-sipu mendengar jawaban dokter Hanung.

# “Terimah kasih Dok,…permisi!”

Perempuan itu kembali melangkah satu-satu di peralatan rumah Dokter Hanung. Ia berjalan keluar teras dekat bougenvil biru yang seakan menyatu dengan warna jilbabnya. Sampai digerbang dia menoleh sekali lagi ke teras, kemudian hilang di telan keramaian kota Bandung yang telah mulai temaran di sore itu.

Sumber: Buku Mengapa Kita Menolak Syi’ah, Hal.254-256,
dikutip dari ASA edisi 5, 1411 H.

Kamis, 05 Februari 2015

SEJARAH VALENTINE DAY



SEJARAH VALENTINE DAY 
“BUDAYA NON ISLAM YANG TIDAK BOLEH DITIRU”

Assalamu a'laikum,,,

Wahai saudara saudariku sudah jadi rahasia umum dimana pada bulan masehi februari ini masyarakat dunia disuguhkan sebuah perayaan yang salah dengan mengatas namakan KASIH SAYANG,pasti pembaca pernah mendengar nama "Valentine Days" Namun banyak yang tidak tahu bagaimana dan apa sejarah V'Day itu sendiri,Berikut kami kutip dari seorang  muallaf yang sekarang menjadi pendakwah yakni Ustadzah H.Irena Handono,Beliau memaparkan dalam kultwitnya tentang sejarah V'Day yang tidak boleh orang muslim ikuti sebagai berikut :

Pada zaman athena kuno, valentine itu diperingati dengan istilah “Gamelion”. Yaitu peringatan terhadap perkawinan dewa Zeus & dewi Hera

Zeus & Hera
Begitulah mereka mengespresikan keagungan cinta kasih zeus terhadap zera, yg padahal zeus dan hera itu adalah sepasang saudara (adik & kaka)
Yang jelas sekali bahwa pernikahan sesama saudara (satu darah) itu tidak di bolehkan dalam islam
dan adapun dalam ilmu kedokteran pernikahan satu darah (INSES) akan mengakibatkan cacat kepada anak anaknya kelak

Kemudian perkembangan selanjutnya, pada era romawi kuno “Gamelion” tadi berubah menjadi “Lupercalia"
Tokohnya dewa lupercus dan diperingati pada tanggal 15 februari. Lupercalia merupakan upacara ritual, pensucian dr kutukan kemalangan & kemandulan
Adapun lupercus sendiri, adalah sosok lelaki yang digambarkan setengah telanjang, dengan mengenakan pakaian dari kulit domba Maka, mereka itupun menggambarkan Lupercus dalam wujud manusia setengah hewan (domba)
Ritualnya, pendeta lupercus bersama kelompok kaum lelaki (kawula muda) mengorbankan seekor domba sebagai persembahan,kemudian mereka meminum wine (Khamar), berlari sepanjang jalan, sambil membawa2 potongan kulit domba,sementara golongan putrinya, mereka dengan senang hati menyiapkan dirinya untuk diusap dengan kulit domba tersebut,mereka mengikuti ritual tersebut, Harapan mereka, menjadi tersucikan dari kutukan kemalangan dan kemandulan
 Ritual Jahiliyah Lupercus

Dari Roma, ritual itu lantas menyebar seiring invasi tentara Romawi ke Ingrris & Perancis. Saat itulah Lupercalia menjadi “lotre pasangan" yaitu suatu tradisi yang sangat di gandrungi dalam perayaan Lupercalia. Dimana masing masing wanita muda memasukan namanya dlm suatu bejana lalu kelompok pria datang mngambil satu kertas yang berisi nama seorang gadis, nama yg tertera pada kertas itulah jodoh mereka yang berlaku selama berlangsungnya festival mereka, perjodohan itu diyakini mereka sebagai ketentuan yang ditakdirkan oleh dewa Lupercus untuk mereka.Akibatnya dari "lotre pasangan" itu sepasang muda-mudi yang sudah memiliki pasangan sendiri, maka pd malam itu dewa Lupercus akan menjodohkannya dengan pasangan yang berbeda. mereka boleh berbuat apa saja. berpelukan, berciuman & berhubungan seksual
mereka melakukannya sepanjang waktu perayaan. karena mereka percaya, bahwa mereka semua sudah di jodohkan oleh Lupercus, dewa mereka.Perayaan ritual semacam ini, pd kasus tertentu menarik minat kaum muda, ketertarikan mereka yang sedemikian kuat kepada acara tersebut seperti hura hura, pesta pora, pada gilirannya, mengakibatkan "GEREJA MENJADI KOSONG MELOMPONG"
Sehingga paus gelatius yg menganggap acara acara itu paganis dan imoral kemudian berupaya untuk mencari cara, bagaimana masyarakat tersebut bisa kembali ke Gereja yang ditempuhnya , kemudian adalah mengganti "Tokoh" sentral perayaan. Lupercus digantikan dengan "Valentino"
 Valentine terlarang bagi Kristen apalagi bagi orang islam

Valentino adalah seorang pastur yg kelak dibunuh, di eksekusi mati, dengan dipenggal oleh Cladius II (Raja Romawi, 265-270M).Valentino mati pada tanggal 14 Februari 269M. konon ceritanya, Claudius II itu memberlakukan ketentuan wajib militer bagi seluruh laki laki di negerinya meski demikian, ada sekelompok remaja laki laki yang tidak mau ikut wajib militer pada saat itu. mereka menghindar, bersembunyi di rumah valentino dan dilindungi Valentino, akibat perbuatan melindungi pemudapemuda itu, oleh Cladius II dikategorikan sebagai perbuatan makar terhadap kerajaan dan Valentino dianggap memberontak dan menentang keputusan Raja. maka dia pun dijatuhi hukuman mati.Sambil menunggu eksekusi atas dirinya, tatkala dipenjara, valentino mendapatkan perawatan dari seorang gadis sipir bui disana.gadis itu sebenarnya mempunyai paras yg cantik, Elok menawan sayang matanya buta. sebelum di eksekusi mati valentino memberanikan diri untuk menulis sepucuk surat pada gadis buta itu. selanjutnya menurut dongeng gereja terjadi suatu keajaiban atas diri gadis tersebut setelah menerima surat cinta dari Valentino yang bersimbolkan "heart" atau hati, matanya yang buta mendadak bisa melihat
Benarrr-beenaarr "keajaiban" yang LUAR BIASA, dan begitulah dongeng mereka, banyak "BUMBU"
Dongeng dongeng semacam itu dikalangan gereja banyak sekali. termasuk dongeng "snow white" dan sleeping beauty" paus Gelasius itulah akhirnya meresmikan tanggal 14 Februari sebagai hari "Valentine", 498M. "SUATU BENTUK SINKRITISME PERAYAAN PAGANIS"
selanjutnya adalah kelihaian kaum misionaris untuk mensosialkan Valentine Day, lantas mentradisikan nya secara internasional.Lalu apakah efek dari hari Valentine sekarang ini??????
Padahal bebrapa gereja pun melarang perayaan Hari kasih sayang yang dirayakan sebagian anak muda muslim sekarang,sungguh sangat disayangkan karena kurangnya keingin tahuan akan agama islam
inilah akibat dari valentine sekarang maraknya kemaksiatan dan perzinahan gara gara perayaan valentine day
yang menyesatkan.
 Bahaya Perayaan Valentine

 Budaya Jahiliyah Yang akan menimbulkan bencana

Untuk itu wahai muda mudi muslim janganlah kalian ikuti kebiasaan jahiliyah dan apalagi namanya Valentine Day yang jelas jelas bukan bagian dari agama islam.Jangan hanya karena suka dan atas nama kasih sayang kita ikut ikutan merayakan.bukankah kasih sayang itu tidak hanya 1 hari saja.