Jabal Uhud, nama sebuah bukit terbesar di Madinah. Jaraknya sekitar lima kilometer dari pusat kota. Ia menjadi saksi bisu peristiwa peperangan yang telah menewaskan Hamzah 'Singa Allah' (Asadullah) dan 70 syuhada lainnya.
Jabal Uhud merupakan kumpulan bukit-bukit yang berdiri sendiri atau tidak bersambung dengan bukit lainnya sebagaimana umumnya bukit di Madinah. Karena itu pula, bukit ini disebut Uhud, karena posisinya yang sendiri atau menyendiri (Uhud). Bukit Uhud sendiri berwarna kemerah-merahan, seakan mengingatkan umat Islam akan peristiwa yang bersejarah itu.
Sepanjang hidupnya, Rasulullah SAW mengalami sekitar 28 peperangan. Sebagian besar dari peperangan itu berhasil dimenangkan dan sebagian kecil lagi kaum Muslimin mengalami kekalahan. Satu kekalahan yang sangat memilukan sekaligus menyakitkan adalah saat berkecamuknya perang Uhud, antara kaum Muslimin dengan Quraisy. Kaum Muslimin dipimpin langsung oleh Rasulullah SAW sedangkan Quraisy dikomandani oleh Abu Sufyan. Dinamakan demikian karena lokasi peperangan itu berada di Bukit (Jabal) Uhud, sekitar lima kilometer dari Madinah.
Peristiwa itu, terjadi pada 22 Maret 625 M (7 Syawal 3 H), atau setahun sesudah peperangan Badar. Dalam peperangan ini, tentara Islam berjumlah sekitar 700 orang, sedangkan dari pasukan Quraisy berjumlah kurang lebih 3.000 orang.
Sebagaimana banyak dikisahkan dalam berbagai buku sejarah Islam, Rasulullah SAW membagi pasukan Muslim menjadi dua. Bagian pertama berada di sayap kanan yang ditempatkan di kaki Bukit Uhud, dan sayap kiri berada di kaki Bukit Ainayn.
Pasukan di sayap kanan bisa dipastikan lebih aman karena terlindungi Bukit Uhud, sedangkan di sayap kiri memiliki risiko yang sangat berbahaya, karena pasukan musuh dapat menyerang dengan mengitari Bukit Ainayn. Untuk mengawal pasukan di sayap kiri ini, Rasulullah SAW menempatkan sekitar 50 orang pemanah di Aynain dengan pimpinan Abdullah bin Zubair. Rasulullah SAW memerintahkan pasukan pemanah ini untuk selalu berada di tempatnya, dan tidak turun ke kaki bukit, apapun yang terjadi, baik menang ataupun kalah.
Sementara itu, Abu Sufyan membagi pasukannya menjadi tiga bagian. Sayap kanan dipimpin oleh Khalid bin Walid (mereka akan berhadapan dengan pasukan Islam di sayap kiri), sayap kiri quraisy dipimpin Ikrimah bin Abu Jahl, dan bagian tengah sekaligus panglima bagi kedua sayap itu dimpin oleh Amr bin Al-Ash. Abu Sufyan menempatkan 100 orang pemanah di barisan depan.
Saat peperangan mulai berlangsung, pasukan Muslim yang ada di sayap kanan berhasil melumpuhkan sebagian tentara Quraisy. Kaum kafir Quraisy pun berlarian dan meninggalkan sebagian harta benda mereka di medan perang.
Melihat kondisi ini, kaum Muslimin termasuk bagian sayap kiri dan pasukan pemanah yang berada Ainayn, turun meninggalkan posnya untuk mengambil harta benda kafir Quraisy yang akan menjadi harta rampasan perang (ghanimah).
Kesempatan ini digunakan oleh pasukan kafir Quraiys yang berada di sayap kanan di bawah pimpinan Khalid bin Walid untuk maju menyerang sayap kiri umat Islam di Ainayn yang telah ditinggalkan, termasuk oleh para pemanah umat Islam. Akibatnya, begitu pasukan pemanah turun, maka pasukan Khalid menguasai lokasi tersebut dan melumpuhkan pasukan Islam. Kemenangan umat Islam yang sudah berada di depan mata akhirnya sirna.
Dalam peristiwa ini, Rasul SAW mengalami luka-luka. Gigi geraham Rasul SAW tanggal (copot) terkena lemparan batu, sedangkan wajah Nabi berdarah akibat luka-luka, dan bibirnya juga pecah-pecah. Batu-batu itu dilempar oleh Utbah bin Abi Waqqash.
Pasukan Quraisy kemudian mengabarkan berita bohong bahwa mereka telah membunuh Rasulullah SAW. Akibatnya, kaum Muslimin menjadi lemah. Orang-orang munafik yang ada di antara pasukan umat Islam berusaha mencari perlindungan kepada Abu Sufyan. Sebagian lagi, tetap bertahan dan sekuat tenaga mempertahankan panji-panji Islam.
Dalam peperangan ini, sekitar 70 orang pasukan kaum Muslim menjadi syuhada, termasuk paman Rasul SAW, Hamzah bin Abdul Muthalib, yang dijuluki Hamzah Asadullah, Hamzah Singa Allah. Mereka syahid karena menjadi perisai (tameng) Rasulullah SAW dari pasukan Quraisy. Abu Dujana menjadikan dirinya sebagai perisai untuk melindungi Rasul SAW dengan membungkukkan punggungnya sehingga lemparan anak panah musuh mengenai dirinya. Ia pun syahid. Umat Islam yang terbunuh kemudian di makamkan di tempat tersebut.
Peristiwa peperangan ini dapat dilihat pada surah Ali Imran [3] ayat 121-175. Heroisme peperangan Uhud ini terekam dalam kitab Jami' ash-Shahih, karya Imam Bukhari, jilid 4, tentang Bab Jihad.
Makam Syuhada Uhud
Rasulullah SAW bersabda, "Mereka yang dimakamkan di Uhud tak memperoleh tempat lain kecuali ruhnya berada di dalam burung hijau yang melintasi sungai Surgawi. Burung itu memakan makanan dari taman surga, dan tak pernah kehabisan makanan. Pada syuhada itu berkata, siapa yang akan menceritakan kondisi kami kepada saudara kami bahwa kami sudah berada di surga." Maka Allah berkata, "Aku yang akan memberi kabar kepada mereka."
Maka kemudian turun ayat yang berbunyi, "Janganlah kamu mengira bahwa orang yang terbunuh di jalan Allah itu mati; bahkan mereka itu hidup di sisi Tuhannya dengan mendapat rezeki. Mereka berada dalam keadaan senang disebabkan karunia Allah yang diberikan kepada mereka, dan mereka bersuka cita terhadap orang-orang yang masih tinggal di belakang yang belum menyusul mereka, bahwa tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak pula mereka bersedih hati." (QS Ali Imran [3]:169-170).
Rasul SAW sangat mencintai para syuhada Uhud. Karena itu, Rasul SAW senantiasa mendatangi Uhud untuk berziarah ke makam para Syuhada tersebut. Sepeninggal Nabi SAW, para sahabat seperti Abu Bakar dan Umra bin Khattab, juga turut mengunjungi dan menziarahi para Syuhada Uhud.
Kini, di makam para syuhada Uhud itu telah dibangun sebuah pagar keliling setinggi 1,75 meter. Di areal pemakaman, tak ada tanda-tanda khusus seperti batu nisan yang menandakan ada makam para syuhada.
Para jamaah haji dan umrah, maupun umat Islam yang bekunjung ke Arab Saudi, biasanya tak menyia-nyiakan kesempatan untuk mengunjungi Jabal Uhud, sekaligus berziarah ke makam Syuhada Uhud.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar